
wartafakta.com-Dalam beberapa seminar parenting baru-baru ini penggunaan kata ‘jangan’ dalam mendidik anak kembali mengemuka. Betapa arti jangan bagi anak itu tampak seperti pelarangan kuat karena anak hendak melakukan sesuatu yang fatal. Belum lagi jika seorang ibu, ayah, kakek, atau nenek mengucapkan kata ini dengan tekanan suara yang kuat. Ada kekhawatiran para ahli parenting akan traumanya anak dengan penekanan kata ‘jangan’ seperti itu. Lalu, bagaimana Islam memandang arti kata ini dalam pendidikan anak?
DAFTAR ISI
Belajar dari Lukman
Al-Quran telah menunjukkan kepada kita untuk mengambil hikmah atau pelajaran dari seorang Lukman seperti termaktub dalam Surat Luqman ayat 12. Lukman yang bukan seorang Nabi dan hanya lelaki saleh biasa ini telah Allah letakkan keteladanannya dalam sekian banyak surat dalam Al-Quran. Lukman mendidik anaknya sesuai ajaran Al-Quran dimana banyak terdapat larangan dalam ayat-ayat Allah yang memuat kata ‘jangan’.
Cobalah kita tengok di lanjutan Surat Luqman tadi ayat 13. Lukman mengajarkan kepada anak-anaknya dengan menunjukkan arti jangan bagi anak. ‘Jangan’ mempersekutukan Allah. Larangan ini jelas dan keras. Namun, Lukman menyampaikan kepada anak-anaknya dengan selembut dan sebijaksana itu sehingga anak-anaknya mampu mencerna kata ‘jangan’ ini dengan sekeras-kerasnya larangan. Bahwa jika kamu berbuat ini, maka Allah akan murka.
Kemudian Anda bisa lanjutkan dengan membaca Surat Lukman di ayat-ayat selanjutnya dimana banyak memuat kata ‘jangan’. Semua itu hendaknya bisa mengingatkan kita semua sebagai orang tua agar bisa mendidik anak-anak sesuai syariat Islam.
Namun, kita juga perlu belajar dari Lukman agar arti jangan bagi anak ini tidak menjadi larangan menakutkan yang membuat anak-anak sampai trauma. Misalnya, Anda hendak membimbing anak-anak agar salat tepat waktu. Lantas Anda tidak bisa tiba-tiba menggunakan kata ‘jangan’ untuk menyuruh mereka salat. Seperti: ‘jangan telat nak salatnya nanti Allah marah!”
Anda bisa melakukan pendekatan seperti: sebaiknya kita salat sekarang yuk nak, jangan sampai terlambat melakukannya. Saat anak bertanya,”memangnya kenapa kalau sampai terlambat, abi?” Barulah setelah itu Anda bisa menjelaskan sesuai bahasa anak mengenai pahala dan larangan Allah dalam salat ini.
Rasulullah Juga Menggunakan Kata ‘Jangan’
Sebagai mukmin yang ingin selalu meneladani Rasulullah dalam hidup kita sebaiknya berusaha mencontoh apa tindakan beliau. Rasulullah juga menggunakan kata ‘jangan’ dalam banyak hadistnya. Anak-anak bisa memahami arti jangan bagi anak ini jika kita sebagai orang tua bisa menyampaikannya dengan baik dan melihat kondisi dimana kita berada.
Kita ambil contoh kecil dari hadist riwayat Muslim tentang larangan minum sambil berdiri. Anda bisa memancing anak-anak untuk bertanya mengapa kok kita tidak boleh minum sambil berdiri. Contohlah Rasulullah saat berhadapan dengan anak-anak.
Ia menggunakan bahasa yang mudah bagi anak-anak dan mengena. Bahwa jika kita minum sambil berdiri itu buruk dan bahkan Rasulullah selalu mencontohkan minum sambil duduk. Lagipula tubuh kita tidak akan menerima asupan cairan yang baik jika kita minum sambil berdiri. Sebaliknya, jika kita minum sambil duduk, air akan mengalir ke seluruh organ tubuh kita secara teratur dan memberikan suplai oksigen yang cukup.
Gunakan Kata ‘Jangan’ Seperlunya
Allah tidak suka jika kita berlebihan dalam menerapkan sesuatu. Meskipun Islam tidak melarang penggunaan kata ‘jangan’, namun sebaiknya kita sebagai orangtua tidak berlebihan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai anak-anak salah memahami arti jangan bagi anak sebagai suatu pelarangan bagi mereka oleh orangtua yang ingin semuanya berjalan serba sempurna atau over protective.
Arti jangan bagi anak sebaiknya tidak ada dalam hal seperti ‘jangan nonton TV terus, nak…belajar dong…baca buku sana…”. Sementara itu, ibunya asyik menonton sinetron di waktu anak-anak belajar. Sebaiknya orangtua juga punya kendali terhadap diri sendiri agar anak-anak mampu meneladaninya